Rabu, 30 Januari 2013

Pemancangan Darat Dengan Struktur Tanah Berair (Rawa).


            Tentunya, Proses Persiapan Project Pemancangan di daratan diawalai dengan Persiapan Lahan dengan Timbunan tanah yang padat dan diratakan, agar semua Aktifitas pekerjaan proyek bisa leluasa, baik itu untuk proses pemancangan samapi proses konstruksi.
Akan tetapi Tidak semua Lokasi Proyek, struktur Tanahnya sama, begitu  juga dengan lahannya,
seperti halnya Pembangunan Jembatan Layang, dan lain sebagainya,
Misalkan struktur Tanahnya adalah Tanah berair(Rawa), Tentunya bukanlah pekerjaan ringan untuk proses Pemancangan, dimana Alat yang digunakan adalah Alat dengan bobot yang sangat berat, Tentu saja tidak lah mungkin memposisikan Alat di Lokasi seperti itu, pastinya Alat tersebut Akan terjebur dan tidak bisa bergerak bahkan resiko terberat bisa terjadi,

            Berikut ini Akan saya bahas bagaimana memposisikan Alat di Tanah berair(Rawa),
pada umumnya untuk pemancangan di darat crane(Alat pancang) harus dilandasi dengan pelat baja sebagai matras agar tidak ambles karna beban yang terlalu berat, dan bisa dengan pula mudah untuk bermanufer, sedangkan untuk Di lokasi Rawa penggunaan matras pelat baja tidaklah cukup karna pelat tersebut bersifat licin dan bisa melengkung bila di injak Crane karna tidak semua permukaan pelat terinjakCrane, hanya sebagian pinggirnya saja,
ada beberapa Cara untuk menanggulangi masalah tersebut yaitu dengan pemasangan Mating-mating(matras dari batang kayu/pohon kelapa), dan pondasi Apar-apar untuk Landasan. tentu saja dengan Teknhik-tertentu Agar penempatan Matras terpasang dengan sempurna.

1.Pemasangan Mating-mating(matras batang kayu).
Batang kayu atau batang pohon kelapa disiapkan, Lalu potong batang kayu tersebut, tpi sebelmnya ukur dulu Lebar Track Crane(Roda penggerak), Misalkan Track tersebut lebarnya sekitar 4meter, maka kayu itu di potong sekitar 6meter agar Crane bisa leluasa untuk bergerak dan menambah kekuatan landasan sebagai pondasi Crane, susun Kayu sebanyak 6atau 7 batang lalu di gap atau diikat dengan Siku atau Habim(baja konstruksi), disetiap sisi kayu tersebut, pastikan kayu terikat kuat dan tidak berantakan ketika diinjak Crane, buatlah beberapa buah samapi mencukupi permukaan Track Crane menginjak dengan sempurna, diatas Matras kayu, 
Setelah matras kayu dibuat beberapa, susun dengan rapat matras kayu itu di Lokasi Titik yang ditentukan, lalu naikan Alat pancang keatasnya, Bilamana crane itu mau maju sedangkan Track sudah di ujung matras maka ambil salah satu Matras dari belakang dan dipindahkan kedepan Begitu seterusnya baik itu untuk maju atau pun mundur,
Bilamana Lapisan matras itu tidak cukup untuk menopang beban Crane dan masih tetap amblas, maka tambahkan Matras secara tertumpuk diatasnya, dengan posisi menyilang misal, susunan pertama Matras bawah mengarah kedepan maka susunan ke dua mengarah kesamping, terus tumpuk sampai Crane tidak lagi amblas, sebagai catatan, pastikan susunan Matras menyilang dengan Track agar semua permukaan Matras terinjak Crane dengan Kokoh. dan Mulailah pekerjaan Pemancangan dilakukan.

2. Pemasanagan Apar-apar(pondasi kayu secara tertancap).
           Proses Pemasangan Apar-apar ini lebih rumit dibanding dengan pemasangan Matras kayu, karna pemasangan ini melibatkan Konstruksi, karna dibuat menyerupai jembatan darurat dari kayu, Akan tetapi, Cara ini terbilang efektif karna struktur Tanah Rawa pasti berbeda, Cara seperti ini biasanya dilakukan di Lokasi Rawa yg teramat dalam sehingga Susunan Matras kayu tidak mampuh untuk menjadi landasan.
Untuk Proses pembuatan Apar-apar ini akan saya jabarkan sebagai berikut;

        1. Penancapan Tiang Kayu sebagai Pondasi.
Siapkan Batang Kayu/pohon kelapa yang berukuran cukup besar, lalu tancapkan kayu tersebut samapi tertancap Kuat dan kokoh, karna akan dijadikan pondasi landasan Crane dengan berbobot sangat berat, Tancapkan lah beberapa titik dengan posisi segaris seukuran Lebar Track CRane atau lebih. lalu pasang Kayu secara melintang segaris dengan penancapan kayu, lintangan kayu ini berpungsi seperti gerder jembata. Susun lagi kayu diatas lintangan gerder untuk landasan atau matras Crane.
Bilamana jarak titik Pancangnya cukup jauh dari tanah keras, maka sambung terus Apar-apar tersebut samapi ke lokasi Titik pancang yang ditentukan. Setelah itu naikan Alat pancang ke atasnya.
sebagai catatan, buatlah Apar-apar sekokoh mungkin, karna bisa beresiko roboh bilamana Alat pancang berdiri diatasnya.

            Tekhnik yang saya uaraikan diatas, Terhitung Sangat rumit dan tidak luput dari resiko terbalik atau resiko terbesar sekalipun, akan tetapi bilamana kita mengerjakannya dengan seksama/hati-hati dan penuh dengan perhitungan, Insya Allah pekerjaan ini akan berjalan lancar dan aman. 
Selamat mencoba dan jagalah Sefaty semaksimal mungkin. GOOD LUCK!!!....



post by:     endang sulaeman

Selasa, 29 Januari 2013

Pemancanagn Laut Dengan Permukaan Air Dalam.

Mungkin Untuk Para Pembaca Bukanlah hal baru manakala mengerjakan Project Pemancangan di Laut,
Tapi kali ini saya akan membahas mengenai Tekhnik Pemancanagn Laut Dengan 
Permukaan Air yang sangat dalam.
Tentu saja Pemancangan Air Dalam Tergolong sulit dibanding dengan permukaan air dangkal
Dimana Kita akan menancapkan Tiang pancang yang panjangnya harus lebih dalam dari permukaan air atw lebih, sedangkan Tiang Pancang yang tersedia di pasaran panjangnya sekitar 12,15,24,dan 30m, terhitung dari proses MobDemob Tiang Pancang yang cukup Sulit bilamana Tiang Pancang tersebut Terlalu Panjang.
Tapi untuk menyikapi masalah tersebut banyak cara untuk menyikapinya, diantaranya dengan menyesuaikan Panjang Leader Alat Pancangnya, Tentu saja Akan banyak perhitungan resiko dan Modal untuk Perakitan alatnya,, 
Berikut Beberapa Alat pancancang yang bisa digunakan untuk pemancangan laut yang terbilang efektif.

              1. Alat Pancang Agogo (Crane Tripodal atau crane keranjang dengan leader tertanam mati di Tongkang),
 Alat ini terhitung agak susah bilamana botom pile(Tiang pancang pertama), terlalu panjang sedangkan panjang leader yg digunakan tidak sampai untuk menopang tiang pancang tersebut Agar mencapai dasar Laut,
Cara yang bisa digunakan yaitu dengan memasang Tiang Pancang yang ukurannya sesuai dengan panjang Leader, biar pun belum bisa mencapai dasar Laut, Tiang pancang itu di tancapkan ke air lalu di gap(di ikat) di bibir Tongkang agar bisa menopang Tiang Pancang berikutnya untuk di Join(di Las), Terus begi sampai Tiang Pancang tersebut mencapai Dasar Laut dan tertancap kokoh untuk menyambung dan dimulainya penumbukan(Dripling) samapi mencapai Daya Tumpu Tiang Pancang yang di tentukan.
Pastikan Leader dalam posisi Mati dengan Tongkang, Agar mengurangi resiko terbalik atau terjungkal dari getaran hammer dan hantaman Ombak yang suatu saat bisa saja terjadi.

              2. Alat pancang Dengan Hamer Gantung,
       Biasanya Menggunakan Crane Crawler Besar Dengan ukura 150 Ton ke Atas.
Cara yang berikut ini terbilang lebih efektif , karna dengan menggunakan Crane superbesar, dan tanpa menggunakan Leader(penopoang Hammer), sepanjang appun Tiang Pancang yang ditancapkan bisa dengan mudah diangkat atau ditancapakn dengan stabil, bahkan Tekhnik ini Pemancangan bisa dilakukan tanpa penyambungan, cukup sesuaikan ukuran Panajang Tiang pancang dalam satu batang yang panjangnya bisa mencapai kedalaman yang ditentukan.

        Akan tetapi Tekhnik Pemancangan dengan hammer gantung ini tidak sesederhana seperti di uraikan diatas, karna Lokasi yang kita pancang ini adalah Laut lepas dengan kedalaman Air yang sangat dalam, dan tentunya harus diperhitungkan pula besar gelombang(Ombak), yang akan kita hadapi, tentunya ada proses-proses Tekhnik yang harus dikerjakan Agar saat pemasangan Tiang pancang bisa menopang hammer yang tergantung dan tidak roboh saat hammer dipasang atau terhempas Ombak,
Berikut akan Saya uraiakan Cara-Cara Pemasangan tiang pancang dengan hammer gantung diantaranya;

             1. Pemasangan Breasing 
Breasing ini dirakit untuk pengikat atau penopang Tiang Pancang saat di pasang, Bresing ini bisa di buat dengan 3 atau 4 kaki dan di pasang pula Alat sejenis Gap(pengikat) tapi dengan 4 roll agar Tiang pancang yang di Gap bisa dengan lancar meluncur kebawah, adapun breasing dibuat munggunakan pipa berdiameter 30,40,atau 50 tergantung perhitungan beban yang akan di Topang, sedangakan panjang breasing di sesuaikan dengan kedelaman air samapi mencapai dasar,
Bresing ini di pasang tepat di Titik Pancang yang ditentukan, pastikan posisi bresing tertancap sempurna dan kokoh, bila perlu breasing di tumbuk menggunakan Vibro Hammer samapi benar-benar kokoh untuk menopang beban Tiang pancang.

            2. Pemasangan Tiang Pancang.
Setelah pemasangan Breasing terpasang dengan kokoh, barulah Tiang Pancang dipasang dan di tancapkan, akan tetapi Tiang pancang yang dipasang Terlalu panjang cukup sulit saat pemasangan Hammer Gantung, maka Tiang pancang tersebut di tumbuk terlebih dahulu mengunakan Vibro Hammer samapi batas kemampuan Vibro Hammer tersebut, tentunya tiang pancang dan breasing tertanam kokoh untuk menopang Hammer Gantung, barulah Harmmer di pasang dan mulai menumbuk.....

          3.Pemasangan Hammer Gantung.
Hammer Gantung Dirakit agar pemancangan bisa dilakukan walau tanpa mengunakan Leader panjang, dan memancang dalam posisi jarak jauh setidaknya mengurangi proses manufer Tongkang dan bisa leluasa untuk melego(menjeburkan Jangkar dalam bahasa perkapalan) Jangkar dengan kokoh,
Hammer yang digunakan bisa menggunakan Hammer apa saja seperti Hammer diesel atau Hemmer Hidroliquit, Hammer terbungkus dangan rangka baja sedangkan peluncur(rell pemegan kuku Hammer) terpasang di dalamnya juga, panjang rangka baja pembungkus biasanya berkisar 10m sampai 12m dan agar Laba-laba(pengikat Hammer atau penggerak Pisto Hammer saat start Dripling) Hammer bisa dengan bebas naik turun di dalamnya, kadang rangka pembungkus Hammer terlalu panjang dan tekor saat di pasang di Tiang Pancang, makanya sebelum Hammer dipasang, Tiang pancang di Vibro terlebih dahulu supaya Tiang pancang agak lebih masuk kebawah.
Barulah Hammer Gantung dipasang dan mulai pemancangan samapi kedalaman yang ditentukan.

         4. Pemasangan Bor Gantung(Drilling Koring/Cleaning Soil).
Biasanya Tiang Pancang yang digunakan Adalah Tiang pancang Dari Pipa baja(pile pipe steel)
Dan pipa tersebut dibiarkan polos tanpa dibuat meruncing seperti Botom Pile yang lainnya, sebab kalau Tiang Pancang Pipa tertutup rapat di bagian bawahnya, maka akan terjadi perlawanan tekanan dari udara yang terperangkap dari dalam pipa, mengakibatkan pukulan Hammer tidak Maximal bahkan disaat Hammer diangkan Tiang Pancang itu akan naik kepermukaan kembali, ya ibarat memukul Balon Besar ke dalam Air, begitupun kalau Tiang Pancang tersebut dibuat tertutup rapat.
Dengan pipa terpasang polos, proses penumbukan akan lancar dan pukulan Hammer pun akan stabil dan maximal, daya tumpu pun bisa tercapai, akan tetapi dengan kondisi pipa yang polos maka Air, Lumpur, dan Tanah akan masuk mengisi ruang kosong dalam pipa disaat penacapan dari mulai permukaan Air sampai ke dasar, bahkan disaat penumbukan pun, dengan begitu Proses pengeboran pun dilakukan agar tanah dan lumpor terkuras habis dari dalam pipa sehingga di saat pengisian pengecoran beton(Congkrite) dan spiral tulangan besi bisa dengan mudah masuk dan terisi penuh kedalam Pipa Tiang pancang,

Adapun Tekhnik pemasangan Bor Gantung, dilakukan setelah Tiang pancang tertancap dengan sempurna,
Bor Gantung memang agak berbeda dengan kebanyakan alat Bor coring lainnya tapi pungsinya tetap sama,
Rotari Drill, terpasang secara tergantung oleh hock( pancing/kaitan sling crane) begitu juga dengan Motorik Drillnya, sedangkan Drill Bit(mata Bor) menggunakan Cliner Bit pada kebanyakan Alat Bor coring lainya, Stang Bor(Kelli Drill) disesuaikan dengan Rotari Drill dan disesuaikan pula dengan perakita Alat Bor yang dirakit seefisien mungkin, tergantung Teknik perakitan masing-masing.
setelah Pengeboran selesai dikerjakan, barulah sepiral besi dan cor beton dimasukan dengan sempurna, setelah itu baru dicabut kembali Breasing yang berpungsi penopang tiang pancang tadi, dicabut dan digunakan kembali untuk pemancangan di Titik berikutnya.


Sekian Tips N' Trik saya kali ini, sesuai dengan pengalaman pribadi saya di project, semoga bermanfaat dan bisa digunakan dengan lancar Selamat Membaca,
 Wassalamualaikum Wrwb........


Post By :  endang sulaeman

Senin, 28 Januari 2013

Tips Untuk Pemancangan di Lokasi Sungai Sempit dan aktif Oleh lalulintas Kapal,.

             Pada dasarnya, untuk Pemancangan Air(laut atau sungai), tentunya kita akan menggunakan kapal tongkang,
dengan 4 atau lebih jangkar yang kokoh,
Disini kita akan bahas bagai mana kalau lokasi yang akan kita pancang adalah Lokasi sungai kecil dengan lalulintas kapal yang aktif, tentu saja akan cukup sulit untuk melego jangkar, karna beresiko tersangkut baling-baling kapal lain yang lalu-lalang. 
Ada beberapa tips untuk menaggulangi masalah tersebut yang akan saya uraikan kali ini.
 
      1, Pemasangan jangkar salib.

          Manakala project yang akan kita kerjakan adalah poject jembatan, dengan satu Arus(tidak terpengaruh pasang surut laut),
dengan pemasangan jangkar salib maka akan lebih efektif dan aman dari resiko tersangkutnya kapal lain yang lewat,
Jangkar ini dipasang menggunakan tiang pancang pipe dan di tumbuk hammer,
Tidak terlalu keras tapi cukup untuk menopang kapal dari arus Air, karna pancangan ini bersipat hanya sementara dan akan di cabut lagi, dan bisa digunakan lagi,
Pemancangan jangkar in di pasang sebanyak 4 titik, dengan bentuk posisi 4 sudut salib, Ukuranya tergantung seberapa besar Tongkang yang digunakan, Jarak lebar sayap salib disesuaikan bengan lebar Tongkang, sedangkan panjang sumbu salib disesuaikan dengan panjang Tongkan ditambah jarak lebar Titik yang akan kita pancang, Misal;
          Luas Tongkang        =  450m2

          lebar Tongkang       = 15m
          Panjang  Tongkang = 30m
Misalkan yang kita pancang ini adalah pilar Jembatan,
Maka jarak salib antara titik ke titiknya sebagai berikut;
          Jarak Titik yang akan kita pancang adalah 25m x 5m,
          Lebar sayap salib       = 25m
          (horizontal)
         Panjang sumbu salib  = 100m
         (pertikal)
Catatan :
 Jarak salib harus dikasi stan dan disesuaikan dengan radius Titik pancangnya agar mempermudah olah gerak tongkang.

       2. Pemasangan Pancangan Darurat,

       Cara yang berikut ini terkesan lebih mudah dan sederhana, yaitu dengan menancapkan Pancangan darurat, tapi sebelumnya posisikan Tongkang pada Titik Pancang yang akan kita pancang lalu tancapkan tiang pancang darurat tepat disamping tongkang, setelah itu ikat kuat-kuat Tongkang dengan tiang pancang, pastikan Tiang pancang darurat tidak terlalu tertancap kuat, cukup sekiranya kuat aja agar bisa menahan Tongkang dari arus sungai atau getaran hammer, karna tiang pancang tersebut akan dicabut lagi untuk penancapan darurat berikutnya bilamana Tongkang sudah mau bergerak ke Titik pancang berikutnya.


          Demikian Tips Pemancangan di lokasi sungai sempit, biarpun nampak terlalu sederhana tpi, semoga Tips ini bisa digunakan dan bermanfaat bilamana kita di hadapkan dengan lokasi yang cukup rumit.

Mohon Maaf Apabila Tulisan, Bahasa, dan Teori yang saya buat kurang berkenan, Harap dimaklum karna tulisan ini saya buat hanya sekedar berbagi pengalaman, Terimakasih.

by post: endang sulaeman.

Minggu, 27 Januari 2013

Pemancangan dermaga

Detail Rencana Pemancangan Dermaga

Download Ebook nya,untuk melihat lebih detail tentang pemancangan Dermaga